![]() |
Gus Saif yang didampingi Kustiono Musri dalam pertemuan dengan Hendy Siswanto (25/11/2021) di Pendopo Bupati Jember. (Dok. Xposfile.com) |
Jember (indikasiNews.ID) - Keputusan Gus Saif untuk menjauh dari lingkaran Bupati Jember Hendy Siswanto berawal dari keprihatinannya terhadap jalannya pemerintahan Hendy yang, meski masih baru waktu itu, telah menimbulkan kegaduhan politik.
Kecemasan ini mulai dirasakan Gus Saif sejak pelantikan Hendy bersama Wakil Bupati Firjaun Barlaman, namun klimaksnya terjadi pada akhir November 2021, ketika sejumlah kyai besar di Jember mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap sikap Bupati Hendy.
Para kyai merasa bahwa Hendy, setelah terpilih, tampaknya melupakan dukungan besar dari kalangan pesantren yang telah mendukungnya dalam Pilkada 2020.
Kekecewaan ini semakin mendalam ketika Gus Saif, yang turut hadir dalam dinamika ini, memutuskan untuk bertindak.
Ia mengajak Kustiono Musri untuk mendampinginya dalam pertemuan langsung dengan Hendy di Pendopo pada 25 November 2021.
Pertemuan dengan Bupati Hendy
![]() |
Gus Saif dan Hendy Siswanto di Pendopo Bupati Jember. |
Dalam pertemuan yang hanya dihadiri oleh Gus Saif, Hendy, dan Kustiono Musri, Gus Saif membuka percakapan dengan pertanyaan yang lugas, "Apa sampeyan sek percoyo nang aku?"
Hendy menjawab dengan keyakinan, "Demi Allah, demi Rasul, kulo percoyo njenengan, Gus."
Namun, pertanyaan selanjutnya dari Gus Saif menggiring pembicaraan ke inti persoalan, "Sejak sampeyan dilantik, apa sampeyan sudah pernah menyapa para kyai?"
Hendy mengakui dengan jujur bahwa ia belum sempat menyapa mereka, karena kesibukan administratif sebagai Bupati.
Gus Saif kemudian mengusulkan agar Hendy menugaskan Wakil Bupati Firjaun untuk mewakili dirinya dalam menyapa para kyai.
Menurut Gus Saif, ini penting untuk menjaga hubungan dengan pesantren dan memastikan stabilitas politik di Jember.
Namun, Hendy menolak dengan alasan ingin melakukan itu sendiri setelah kesibukannya berkurang.
Gus Saif Tentang Hendy
Penolakan tersebut membuat Gus Saif menarik kesimpulan bahwa Hendy terlalu berhati-hati dan terkesan takut terhadap potensi kenaikan pamor Gus Firjaun, yang bisa menjadi ancaman dalam Pilkada 2024.
Gus Saif menilai sikap ini kontraproduktif dan tidak mencerminkan keberanian seorang pemimpin.
![]() |
Baliho besar Jember Kueren yang menampilkan gambar Hendy Siswanto lebih besar dari Gus Firjaun. |
Kekecewaan Gus Saif semakin mendalam setelah melihat baliho besar bertuliskan Jember Kueren, yang menampilkan gambar Hendy lebih besar daripada Gus Firjaun.
Gus Saif menilai langkah tersebut sebagai "kebablasan dan tidak mencerminkan kualitas kenegarawanan."
Melalui pesan WhatsApp, Gus Saif mengingatkan Hendy bahwa jika tidak segera mengikuti nasihatnya, ia akan bersikap independen dan mempertimbangkan untuk menghidupkan kembali gerakan Butuh Bupati Baru (B3), sebuah gerakan yang pernah digagas untuk mendukung perubahan kepemimpinan di Jember.
Kustiono Musri Dilema di Tengah Konflik
Sebagai orang yang dekat dengan Gus Saif, Cak Kus (Sapaan akrab Kustiono Musri) merasa berada dalam dilema.
Di satu sisi, Cak Kus ingin tetap menghormati keputusan Gus Saif sebagai panutan, tetapi di sisi lain, dirinya memahami alasan Hendy yang terkesan manusiawi dan rasional.
Namun, semakin lama, Kustiono Musri menyadari bahwa sikap Hendy justru bisa menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
Pada 13 Desember 2021, setelah berdiskusi panjang dan melihat dinamika yang terjadi, Cak Kus memutuskan untuk mengikuti sikap Gus Saif dengan mengirimkan pesan pamit kepada Hendy.
“Assalamualaikum. Sepurane, Cak Bupati. Aku merasa sudah cukup ‘ngawal’ sampeyan sebagai Bupati sesuai keinginan kami B3. Kami yang selama ini kritis, kini memilih tidak lagi bersuara untuk menjaga nama baik sampeyan. Namun, hal ini justru menjadi risiko bagi kami karena dianggap menikmati fasilitas dari pemerintah (meskipun sebenarnya tidak ada). Maka, dengan segala hormat, ijinkan kami undur diri. Kami akan tetap konsisten sebagai pengawal dan pengawas kepentingan Jember. Wasalam.”
Pesan itu menjadi akhir dari komunikasi Kustiono Musri dengan Hendy.
Sikap politik Gus Saif yang menjauh dari Bupati Hendy Siswanto adalah bentuk kekecewaan terhadap kepemimpinan yang dianggap tidak responsif terhadap aspirasi pendukungnya.
Langkah ini juga menunjukkan komitmen Gus Saif untuk tetap memperjuangkan kepentingan Jember meskipun harus mengambil jalan independen.
(Sumber: Xposfile.com, Ed: iN)