Jember - Suasana depan Mapolres Jember pada Sabtu (30/8/2025) dipenuhi gelombang mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Amarah Masyarakat Jember (AMJ). Mereka menggelar aksi unjuk rasa sebagai bentuk penyampaian aspirasi terhadap berbagai isu nasional dan daerah yang mereka anggap krusial dan mendesak untuk direspons oleh aparat penegak hukum.
Sekitar ratusan mahasiswa datang dengan membawa spanduk dan pengeras suara, menyuarakan tuntutan mereka secara tegas namun tetap dalam koridor damai. Aksi ini menjadi perhatian publik, mengingat eskalasi protes yang akhir-akhir ini meningkat di berbagai daerah.
Menariknya, unjuk rasa ini mendapat tanggapan langsung dari Kapolres Jember, AKBP Bobby Adimas Condroputra. Didampingi oleh sejumlah perwira menengah, beliau memilih turun tangan langsung, naik ke atas mobil komando, dan berhadapan dengan massa untuk mendengarkan tuntutan mereka secara terbuka.
Dalam kesempatan itu, korlap aksi dari AMJ membacakan sejumlah poin tuntutan. Para mahasiswa berharap suara mereka tidak hanya didengar, tetapi juga ditindaklanjuti secara konkret. Respons dari Kapolres pun menjadi momen yang cukup mencairkan ketegangan.
Kapolres Jember AKBP Bobby Adimas Condroputra menyatakan bersedia menandatangani tuntutan tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap kebebasan berekspresi dan aspirasi publik. Namun, ia memberi catatan khusus pada salah satu poin yang dianggap tidak berada dalam kewenangannya.
“Saya bersedia tanda tangan ini, sebagai wujud solidaritas saya terhadap gerakan teman-teman. Tapi untuk poin nomor 4 terkait pencopotan Kapolri, itu bukan wewenang saya. Kami tetap hormat kepada pimpinan kami,” ujarnya di hadapan massa, dengan nada tenang namun tegas.
Dialog terbuka itu menjadi angin segar dalam dinamika aksi unjuk rasa. Meski sempat terjadi sedikit ketegangan, namun pendekatan yang digunakan aparat yang humanis dan persuasif mampu meredam potensi konflik yang lebih besar.
“Alhamdulillah, situasi tetap bisa kami kendalikan. Kericuhan yang muncul tidak berkembang menjadi aksi anarkis. Ini berkat kesiapsiagaan seluruh anggota kami yang tetap mengedepankan pendekatan humanis dalam pengamanan,” ungkap Kapolres.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para mahasiswa karena tetap menjaga ketertiban selama aksi berlangsung. Menurutnya, menyampaikan aspirasi adalah hak setiap warga negara, selama dilakukan secara bertanggung jawab.
Aksi AMJ berakhir dengan damai. Suasana kembali kondusif, dan para peserta aksi perlahan membubarkan diri dengan tertib. Peristiwa ini menunjukkan bahwa ruang dialog antara masyarakat, khususnya mahasiswa, dengan aparat penegak hukum masih terbuka lebar jika kedua pihak mengedepankan sikap saling menghargai.
Kehadiran langsung Kapolres di tengah massa menjadi simbol bahwa mendengarkan suara rakyat tidak selalu harus lewat jalur formal yang kaku. Terkadang, keberanian untuk hadir, mendengar, dan berdialog jauh lebih menyentuh dibanding jawaban di atas kertas. (*)